Analisa Perhitungan Keuntungan Usaha Domba

Salah satu pertimbangan utama memilih jenis usaha peternakan yang akan dijalankan adalah prospek dari usaha tersebut.
Bagaimana pasarnya, apakah masih terbuka lebar? Pemasarannya mudah? Bisa dipasarkan sepanjang tahun? Memiliki banyak alternatif pasar? Kemudian tentu saja adalah berapa perkiraan hasil (keuntungan) yang bisa didapatkan dari usaha tersebut?
Gambar terkait
Di bawah ini adalah salah satu contoh perhitungan analisis usaha ternak kambing-domba, baik penggemukan maupun pembibitan berdasarkan pengalaman beternak dan data harga terbaru awal 2015.
Silahkan dicermati, barangkali bisa memberikan informasi yang berguna dan meningkatkan minat usaha ternak terutama kambing-domba.

Analisis Usaha Penggemukan & Pembibitan Kambing Domba (Data awal tahun 2015)
A. Penggemukan Domba Jantan (Lama Penggemukan Selama 100 hari)
Perhitungan per Ekor
Modal

Bakalan 15 kg x harga beli Rp65.000/kg = Rp 975.000

Pakan & t. kerja Rp3.000*/ekor/hari x 100 hari = Rp 300.000

Obat-obatan Rp15.000/ekor/periode = Rp 15.000

TOTAL MODAL = Rp1.290.000
Pertambahan Bobot Badan (PBB)

100 gram/ekor/hari x 100 hari = 10 kg

Bobot badan awal + PBB = 15 kg + 10 kg = 25 kg

Penjualan

25 kg x Rp65.000/kg** = Rp1.625.000

Margin

Margin = Penjualan-TOTAL MODAL

= Rp1.625.000 – Rp1.290.000

= Rp335.000/ekor/100 hari

= Rp3.350/ekor/hari
= Rp100.500/ekor/bulan

Tinggal dikalikan apabila memiliki 10, 100, 500, 1.000 ekor
*)Biaya pakan Rp2.700/ekor/hari. Biaya t. kerja Rp300/ekor/hari

**)Prinsip pada kondisi normal: harga jual = harga beli. Pada momen kurban harga jual lebih tinggi 5-15 ribu dari harga beli


B. Penggemukan Domba Betina (Lama Penggemukan Selama 100 hari)
Perhitungan per Ekor
Modal

Bakalan 15 kg x harga beli Rp45.000/kg = Rp 675.000

Pakan & t. kerja Rp2.500/ekor/hari x 100 hari = Rp 250.000

Obat-obatan Rp15.000/ekor/periode = Rp 15.000

TOTAL MODAL = Rp 940.000
Pertambahan Bobot Badan (PBB)

90 gram/ekor/hari x 100 hari = 9 kg

Bobot badan awal + PBB = 15 kg + 9 kg = 24 kg

Penjualan

24 kg x Rp45.000/kg* = Rp1.080.000

Margin

Margin = Penjualan-TOTAL MODAL

= Rp1.080.000 – Rp 940.000

= Rp140.000/ekor/100 hari

= Rp1.400/ekor/hari
= Rp42.000/ekor/bulan

Tinggal dikalikan apabila memiliki 10, 100, 500, 1.000 ekor
*) Bisa dijual dengan harga Rp50.000/kg pada kondisi bunting

C. Pembibitan 1 Ekor Betina
Modal

Pembelian betina bunting

Rp50.000/kg (bobot domba local 25-30 kg, garut 30-40 kg)

= Rp1.500.000 (bunting 3 bulan)

Perawatan

Perawatan selama 5 bulan atau 150 hari (2 bulan sebelum melahirkan, 3 bulan menyusui)

Pakan + t. kerja Rp2.000/ekor/hari* x 150 hari = Rp300.000

Obat-obatan + vitamin = Rp 25.000

TOTAL MODAL = Rp1.825.000

HASIL

Litter size (jumlah kelahiran anak) 2

1 jantan: 10 kg berat lepas sapih Rp65.000 x 10 kg

= Rp 650.000

1 betina: 10 kg berat lepas sapih Rp45.000 x 10 kg

= Rp 450.000

TOTAL = Rp1.100.000
Litter size actual 1,5 = Rp825.000

= Rp825.000-Rp325.000

= Rp500.000/ 5 bulan

= Rp100.000/bulan + masih memiliki indukan

Tinggal dikalikan apabila memiliki 10, 100, 500 ekor indukan
*)untuk pembibitan pakan + tenaga kerja sebaiknya maksimal Rp2.000/ekor/hari

*) Obat cacing jangan diberikan pada saat hamil

Perhitungan di atas disajikan oleh Budi Susilo Setiawan, SP pada kegiatan Pelatihan “Sukses Beternak Kambing-Domba” yang diadakan rutin di Mitra Tani Farm, Ciampea, Bogor

Panduan Dasar Ternak & Pembesaran Domba

Panduan dasar ternak domba
Di Indonesia ternak domba kebanyakan hanya diambil dagingnya. Hanya di beberapa daerah saja dikembangkan ternak domba yang diambil bulunya (wool). Saluran pasar untuk wool masih terbatas dan iklim kita kurang cocok untuk mengembangkan produksi wool.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ternak domba. Diantaranya adalah memilih jenis indukan, lokasi dan struktur kandang, kebutuhan pakan dan perawatan. Berikut ulasannya:
Jenis-jenis domba

a. Domba lokal
  • Domba ekor tipis memiliki ciri-ciri, ekor kecil dan tipis; bobot tubuh 25-30 kg; telinga lebar mengarah ke bawah; domba jantan bertanduk dan betina tidak; warna biru putih, hitam, coklat dan kombinasinya.
  • Domba lokal ekor tebal memiliki ciri-ciri, ekornya tebal membantuk segitiga; botot mencapai 35-45 kg; telinga lebar mengarah ke samping; jantan dan betina tidak bertanduk; warna bulu dominan putih.

b. Domba silangan
  • Domba Garut. Jenis domba ini merupakan silangan segitiga dari domba lokal, domba merino dan domba dari Afrika Selatan. Menghasilkan domba yang berpostur gagah. Bagian dadanya membusung tegap dengan tanduk besar melingkar melindungi kepalanya. Domba Garut dibudidayakan sebagai domba aduan.
  • Domba merino. Domba ini berasal dari Spanyol. Bobot tubuh jantan bisa mencapai 70 kg, betina 40 kg. Tubuhnya ditutupi wool yang tebal. Domba jantan memiliki tanduk panjang yang melingkar.
  • Domba Texel. Didatangkan dari Belanda, banyak dikembangkan di daerah pegunungan Wonosobo, Jawa tengah. Ciri-ciri domba texel adalah bulunya tebal keriting halus berwarna putih, warna hidung dan kuku hitam, telinga kecil mengarah ke samping, bobot badan bisa mencapai 130 kg.
  • Domba Batur. Selain itu ada juga hasil silangan domba tapos. Banyak dibudidayakan di daerah Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ciri-cirinya bulunya tebal, bisal menghasilkan 1 kg bulu/ekor, bobotnya berkisar 80-150 kg. Jenis domba silangan/impor ini biasanya hanya cocok di daerah-daerah berhawa sejuk dengan suhu rata-rata dibawah 18oC.


Kandang untuk ternak domba

Domba bisa diternakkan dengan dua cara, yakni sistem gembala dan sistem kandang. Cara ternak domba dengan sistem gembala hanya cocok dilakukan di lahan luas yang masih banyak terdapat hijauan. Dewasa ini semakin jarang usaha ternak domba yang menggunakan sistem penggembalaan karena kurang efisien.

a. Tipe kandang

Untuk ternak domba sistem kandang terdapat dua tipe kandang, yaitu kandang koloni dan kandang tunggal. Kandang koloni yaitu satu ruangan kandang dihuni oleh banyak domba. Ukuran luas kandang 1×3 meter bisa menampung hingga 10 ekor domba.
Sedangkan kandang tunggal adalah setiap ekor domba menempati satu sel ruangan. Ruangan biasanya dibuat pas dengan badan domba. Sehingga domba tidak bisa berbalik, hanya bisa bergerak maju, mundur, rebah dan berdiri. Biasanya tipe kandang seperti ini cocok untuk usaha ternak domba penggemukan.

c. Perlengkapan kandang

Kandang domba harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum yang cukup. Tempat makan domba disebut palung, buat ukuran palung yang cukup besar untuk menampung kebutuhan pakan domba. Sedangkan untuk minum cukup disediakan ember plastik.

d. Struktur kandang

Struktur kandang terutama tiang-tiang utamanya hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh dan kuat meskipun sederhana. Karena domba jantan senang membentur-benturkan tanduknya ke kandang. Lantai dan dinding kandang domba bisa dibuat dari kayu ataupun bambu. Sebaiknya lantai dibuat dari kisi-kisi yang memiliki jarak dengan dasar tanah (mempunyai kolong). Hal ini untuk memudahkan pembersihan kotoran dan air kencing domba.
Untuk atap kandang, sebaiknya gunakan bahan yang menyerap panas. Atap rumbia atau genteng digunakan untuk daerah panas, sedangkan di daerah dingin bisa menggunakan seng atau asbes.

Panduan dasar ternak domba

Jenis pakan domba

Pakan memegang peranan penting untuk kesuksesan usaha ternak domba. Tidak hanya takarannya, peternak harus bisa membedakan jenis-jenis pakan yang dibutuhkan untuk ternak domba. Secara umum jenis pakan yang digunakan untuk ternak domba adalah pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan.

a. Pakan hijauan

Pakan hijauan terdiri dari dua macam, hijauan segar dan hijauan kering. Contoh hijauan segar berupa rumput-rumputan adalah rumput gajah, rumput benggala, rumput raja dan rumput liar. Contoh hijauan segar yang berupa daun-daunan adalah lamtoro/petai cina, daun kedelai, daun kacang panjang, daun ubi jalar, daun waru, daun nangka dan daun ketela.
Sedangkan hijauan kering biasanya berupa jerami yang memiliki kandungan serat kasar. Contohnya adalah jerami padi, jerami pucuk tebu dan jerami jagung.

b. Pakan konsentrat

Fungsi pakan konsentrat atau penguat pada ternak domba adalah sebagai pelengkap kebutuhan protein. Pakan ini harus mengandung zat gizi tinggi, mudah dicerna dan berserat rendah. Pakan ini juga berfungsi sebagai sumber energi dan protein bagi domba.
Pakan konsentrat bisa berupa biji-bijian dan umbi-umbian. Atau bisa juga limbah olahan hasil pertanian seperti bungkil kedelai dan ampas tahu. Pemberian pakan konsentrat bisa berbarengan dengan hijauan atau dipisah.

c. Pakan tambahan dan garam

Pakan tambahan diperlukan untuk memicu produkstivitas ternak domba. Pakan tambahan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, hormon dan probiotik. Pakan tambahan selain garam mineral tidak wajib diberikan. Berikan pakan tambahan secara rutin apabila dirasa menguntungkan.

Kebutuhan pakan domba

Kebutuhan pakan hijauan domba lokal biasanya berkisar 3-5 kg/ekor/hari. Pakan hijauan bisa diberikan sepanjang waktu. Sedangkan untuk pakan konsentrat keburuhannya sekitar 0,5 kg/ekor/hari. Pemberiannya bisa dilakukan dua kali, pagi sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul 15.00.
Pemberian pakan juga harus memperhatikan usia dan ukuran domba. Kebutuhan domba muda yang masih kecil berbeda dengan domba dewasa. Pemberian pakannya bisa mengikuti patokan dibawah ini.
Kebutuhan pakan ternak domba per hari:
Pakan hijauan = 10-20% dari bobot tubuh
Pakan konsentrat = 2-4% dari bobot tubuh
Kandungan mineral (garam) = 1% dari bobot tubuh
Air minum = 3-4 liter per ekor

Perawatan harian

  • Menjaga sanitasi kandang dengan membersihkan kotoran dan kandang secara teratur. Kotoran domba bisa menjadi sumber pemasukan sampingan, dijual sebagai pupuk kandang.
  • Memandikan domba agar bersih dan terhindar dari penyakit, seperti cacingan. Memandikan domba dilakukan setiap minggu. Domba yang bersih juga akan berdampak pada kebugaran dan nafsu makan. Selain itu bila domba akan dikembangbiakkan, atau dikawinkan kebersihan domba perlu dijaga.
  • Mencukur bulu. Pencukuran bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali atau bila bulu terlihat gimbal dan kotor. Sisakan bulu dipermukaan kulit setelab 0,5 cm.
  • Merawat dan memotong kuku dengan pahat atau pisau tajam yang bersih. Pemotongan kuku hendaknya dilakukan setiap 4 bulan sekali.


Penyakit Ternak Domba

Penyakit pada Domba dan Solusinya
Penyakit Cacingan
Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh parasit cacing dari golongan cacing gilig.
Gejala, domba semakin kurus, nafsu makan domba berkurang, domba terlihat pucat.
Solusinya, gunakan albendazole, valbanzen atau ivermectin yang diulang setiap tiga bulan sekali.
Pencegahan, jagalah kandang agar tetap bersih dan kering, jangan berikan rumput yang masih berembun, usahakan kandang jauh dari lokasi tempat pembuangan kotoran

Penyakit Kudis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit kulit.
Gejala, kulit pada domba merah dan menebal, domba terlihat gatal dan gelisah, biasannya parasit ini menyerang bagian muka, telinga, pangkal ekor
Solusinya, suntik kulit dengan sub cutan
Pencegahan, jauhkan domba yang terinfeksi dengan domba yang lainnya, bersihkan kandang setiap hari, jagalah kebersihan domba, mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan domba.
Cara beternak domba tidak sulit. Itulah pembahasan singkat mengenai cara beternak domba modern tanpa ngarit yang lebih efektif dan menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar.

Keuntungan Beternak Domba

Gambar terkait

Beternak domba bisa menjadi pilihan bagus bagi siapa saja yang ingin beragriibisnis. Walaupun masih ada peternak terbentur oleh keterbatasan modal, usaha beternak domba memiliki prospek cerah dengan potensi keuntungan yang menarik. 

Secara umum, ada tiga keuntungan yang bisa didapat, jika domba dipilih sebagai hewan ternak. Berikut ulasannya.

a. Cepat Berkembangbiak

Domba dapat melahirkan 3 kali dalam 2 tahun. Setiap kali beranak, domba dapat melahirkan hingga kembar tiga. Kemampuan domba beranak Iebih dari dua ekor, disebut prolifik. Sifat ini dipengaruhi oleh gen fekunditas domba, serta Iingkungan yang baik dan mendukung. 

Adanya sifat prolifik pada domba akan membantu peternak yang ingin meningkatkan jumlah dombanya dalam waktu singkat.

Misalnya, peternak memiliki 4 ekor betina bunting yang usia kebuntingannya sama. Jika setiap betina melahinkan tiga ekor domba, peternak akan memiliki 12 ekor anakan domba dalam satu kali periode melahirkan. 

Jadi, dalam dua tahun, jumlah domba anakannya menjadi 36 ekor. Seiring dengan bertambahnya jumlah domba, keuntungan yang didapatkan peternak juga akan meningkat. Katakanlah dalam setahun, peternak mampu menjual 40 ekor domba dari hasil pembibitan sendiri (bukan beli bakalan). Sudah sangat jelas, keuntungan yang didapat mencapai angka Rp20.000.000.

b. Mudah Beradaptasi dan Memiliki Daya Tahan Tubuh yang Kuat

Domba dikenal sebagai hewan ternak yang memiliki daya adaptasi cukup baik. Hewan ini mampu bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan, termasuk pada daerah yang panas. Keunggulan ini karena domba memiliki bulu tebal yang menyelimuti sekujur tubuhnya. 

Bulu tersebut berfungsi menahan penguapan melalui permukaan kulit sehingga domba tidak cepat merasa haus. Selain itu, bulu tebal pada domba juga membuat tubuhnya lebih tahan terhadap penyakit kulit dan kembung.

c. Modal Relatif Kecil

Beternak domba cocok dilakukan di perdesaan, bahkan dalam skala rumah tangga. Usaha ini tidak membutuhkan modal besar, karena pemeliharaan dapat dilakukan di kandang yang sederhana. Selain itu, pakan utama bagi domba, seperti rumput dan daun, di beberapa daerah mudah diperoleh. Begitu juga dengan harga bakalan domba yang relatif murah, yaitu Rp850.000—Rp5.000.000 per ekor.

B. Tantangan Usaha

Grand design pertanian dewasa ini belum memprioritaskan protein hewani sebagal prioritas tertinggi. Namun, tahun ini pelaku usaha, sudah akan dihadapkan pada kebijakan ASEAN Economic Community (AEC) atau pasar bebeas ASEAN. Munculnya AEC menyebabkan persaingan kian terbuka. Pasalnya, selain dengan sesama pelaku usaha lokal, persaingan juga datang dari pebisnis 10 negara Asia Tenggara.

Kebijakan AEC tentunya juga berdampak pada bidang peternakan. Untuk menjawab tantangan ini, tentunya para peternak harus mampu meningkatkan kualitas usahanya.

Selain faktor keturunan atau genetik domba yang dipelihara, kualitas usaha penggemukan domba juga tidak terlepas dari suplai pakan yang diberikan, dan manajemen pemeliharaan yang diterapkan.

a. Pakan

Saat ini banyak sekali jenis pakan untuk ternak domba. Peternak mesti pandai memilih jenis pakan yang bermutu, agar kualitas ternak dapat optimal. Ada 3 pilihan jenis pakan untuk domba, yaitu pakan buatan pabrik, pakan hijauan, dan pakan olahan sendiri.

Pakan buatan pabrik biasanya diolah dari berbagai macam bahan berkualitas. Akan tetapi, biasanya harga pakan pabrikan cukup mahal. Di sisilain, ketersediaan pakan hijauan di Indonesia tergolong minim, terutama wilayah Indonesia Timur yang kerap mengalami kekeringan. Kondisi ini menjadi tantangan bagi para peternak untuk mampu mengolah pakan secara mandirii. 

Peternak bisa menggunakan berbagai formula untuk menyusun pakan sendiri, sehingga dapat menekan biaya pakan dengan mutu yang tetap terjaga.

b. Manajemen Pemeliharaan

Seiring bergulirnya pasar bebas, peternak wajib memperbaiki manajemen pemeliharaan agar hasil yang didapat Iebih maksimal. Hal ini merupakan tantangan baru bagi peternak Indonesia. Pasalnya, tahun ini dan ke depannya, peternak harus berhadapan dengan peternak se-Asia Tenggara.

Manajemen pemeliharaan merupakan bagian penting dalam usaha penggemukan domba. Pertambahan bobot badan domba tidak hanya ditentukan dari asupan pakan, tetapi juga oleh perlakuan peternak. 

Lingkungan yang bersih, aman, dan bebas penyakit, akan membuat ternak domba nyaman hidup, dan tumbuh sesuai harapan peternak. 

ALASAN TERNAK DOMBA ?

Kambing sebagai ternak ekonomis,

Mengapa daging kambing banyak digemari masyarakat? Memang ada beberapa hal yang menopangnya, yaitu sebagai berikut.
(1)  Rasanya tidak kalah dengan daging-daging lainnya.
(2) Serat kambing lebih halus bila dibandingkan dengan serat daging sapi, kerbau, dan kuda.
(3) Banyak orang yang mempunyai anggapan bahwa daging kambing ini dapat menambah semangat kerja dan daya seksual. 

Hasil gambar untuk DOMBA GEMUK
Kambing dapat dikatakan sebagai ternak ekonomis, kalau dipandang dari segi kacamata ekonomis, sebab:
a. Dagingnya dapat kita makan dan jual;
b. Susunya dapat diminum dan laku pula dijual;
c. Bulunya dapat dipergunakan sebagai alas permadani, yang harganya sangat mahal;
d. Kotoran kambing dapat dipakai sebagai pupuk untuk tanaman hias maupun sayur-sayuran. 

Hal ini telah dibuktikan dalam penyelidikan dilaboraturium oleh para ahli ternak. Diperoleh data, bahwa kotoran kambing ini bisa menambah unsur nitrogen dan phosfor untuk tanam-tanaman. 

Menurut penelitian hasilnya sebagai berikut.
Macam kotoran                          persentase Nitrogen                persentase Phosfor
1 . Ternak sapi                                       0,426                                     0,290
2. Ternak kuda                                       0,490                                     0,260
3. Ternak kambing/Domba                    0,768                                     0,391
4. Ternak ayam                                      0,142                                     1,256

Dengan demikian ada beberapa alasan yang konkrit bahwa kambing itu memang layak dipelihara dan diternakkan oleh para petani ataupun kita yang ingin beternak, sebab:
(1)    Kambing dapat kita anggap sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat kita jualbila kita butuh uang.
(2)    Perkembangbiakkannya juga cukup menggembirakan. Sebab sekali beranak biasanya melahirkan langsung 2 ekor. Bahkan ada kalanya, dalam 1 tahun kambing dapat beranak 2 kali.
(3)    Untuk mulai beternak kambing, kita tidak membutuhkan modal yang besar. Cukup modal kecil saja.
(4)    Untuk kandang dan pemeliharaannya cukup sederhana. Tidak perlu tempat yang luas dan tidak perlu banyak tenaga yang harus disediakan untuk perawatannya.
(5)    Dengan mengusahakan ternak kambing ini, berarti kita dapat memanfaatkan tanah yang kurang baik sebagai pertanian, untuk kita dirikan kandang-kandang kambing. Dengan demikian tanah tersebut dapat tetap memberikan hasil.